Saturday, July 10, 2021

ENGKAU KAH

 

ENGKAU KAH



Dalam meniti waktu

Menyusuri keabadian yang sunyi

Engkau kah yang hadir ?.

Mewarna pelangi yang indah

Memukau pandangan menusuk sukma

Membuah kerinduan yang  berpanjangan

 

Kendati

Jauh melangkau daerah

Bunga-bunga berputik di hujung waktu

Menerbitkan panca warna

Menyuluh Nur inspirasi

Menutup lara yang terbiar.

 

Engkau kah yang hadir ?.

Membuka kunci kesepian

Melerai awan bergumpal

Yang menyimpul pilu berdekad.

Engkaukah yang hadir ?.

Menyemat kasih yang tulus

Tika hujan membanjiri bumi

Lalu sekujur tubuh ini lemas

Memendam derita.

Kini……

Kau masih di sini

Bicara mu menyuntik rasa

Semangat berkobar

Dengan mu aku memahat senyum

Dengan mu aku menolak waktu yang tersia

Dengan mu aku membalut rindu

Lena dalam mimpi indah

Untuk terus menganyam bahagia.

 

10 Julai 2021

NorM Puisirasa

Thursday, February 11, 2021

MIMPI

 

MIMPI

Aku merenung kemarin yang biru

Berseri tanjung

Berserakan berguguran harum

Terpanar

Warna putih mu begitu suci

Menari lagu syahdu

Menikmati cinta

Bergetar jantung menyita.

 

Ku selami diri

Harga sebuah rasa kian meruntun

Menampar wajah tanpa silu

Kasih bertaut

Tersenyum menyimpul

Memeluk bahagia

Membenam lara.

 

Tika mendung berarak datang

Perih meratap

Pujukan sandaran

Aku diulit mimpi ngeri

Menyentap lena

Membuka hijab

Kelopak relai satu-satu

Layu dibuai bayu

Perlahan-lahan

Minda terbuka

Kita hanya bersandiwara

 

Lewat mimpi ngeri

Mengintai camar ku

Terbang membelah awan

Meninggalkan aku terkapai malu

Nama mu ku seru

Dalam tangis sukar mengapai.

 

Di ranjang yang sepi ini

Hati bagai roller costa

Berdenyut pantas menatari rasa

Kebenaran

Adalah takdir yang luka

Penjelasan

Adalah bicara menyesak duka.

Lewat mimpi ngeri

Bukan sebuah ilusi

Penat aku menanti.

 

NorMPuisirasa

11 Februari 2021

 

Friday, January 15, 2021

LEWAT SEMALAM

 


Kejauhan itu bungkam
Mengigit derai malam yang pilu
Alunan kecapi sumbang
Membinggit gendang terpalu
 
Langkah kananku merah berdarah
Menangis sebak menahan perit
Ku gagahi pendakian ini
Lewat oktober yg kelam
Seharusnya unggu menatari hariku
Mengapa kelabu datang menyapa
 
Di satu sudut ....
Tersenyum cempaka meruntun jiwa
Mengamit seroja melirik malu
Gemawan menampi silau purnama
Bersembunyi di sebalik rona pirus
 
Aku merenung tajam kejora malam
Yang harumnya menyantun sepi
Gemersik bayu menampar pilu
Berguguran embun meratapi bumi
Kerdipan bintang membayangi rahasia
Menyapa lewat bulan mengambang
 
Lantas ku selusuri gelap menghitam
Masih ada susuk bayu rindu
Antara November dan Disember
Ku hidu wangian Januari
Biru mula terbit membelah jingga
Lalu camar menari membelah badai
Menyambut salam firdausi
 
 
KARYA
Manjasari
Disember 2020


Saturday, January 09, 2021

MENGULIT RASA

 
Tika senja berlabuh
kenangan menyingkap satu pencarian
mengaprisiasi sebuah nama
kemarin adalah purnama
dambaan sang arjuna.


Pertemuan di hujung daerah
 dalam dua dimensi berbeza
menari di pentas maya
menguntum keserasian
beronak emosi
irama gementar
menerbitkan rima cinta
lahir dalam ikatan yang misteri.


Tersisip debunga
menyubur mewangi
dikecap rindu bermalam
lena dalam tidur
meraih ketenangan 
damai dan nyaman.


Perjalanan ini tiada titik pertemuan
destinasi tetap infiniti
terhenti di garisan yang fana
batas yang tercipta 
dalam kerelaan yang pasti.


Kita hanya ingin menikmati
warna pelangi yang indah
menyapu titis-titis hujan
mengutip puing duka
lalu melontar terus ke pusara
melenyapkan derita
tenggelam dalam pesona bahagia.


Kita sering bercanda
cerita mu
cerita ku
mengulit satu rasa
dalam kerinduan yang menyala
menyuntik semangat
untuk terus tegar
mengejar impian yang sendiri.


Pengakhiran ceritera
membibit cinta abstrak
pasrah dan redha
cinta bukan untuk bersama.


NorM PUISIRASA

10 Januari 2021

 



Monday, November 16, 2020

CERITA LUKA SEMALAM

 

Cerita luka semalam
 
Melihatkan ufuk merah
Kelam seakan menghitam
Menengelamkan bayang kelmarin
Sita kembali menjejak
Semalam yang telah lama bisu
Semalam yang luka dan pedih
Satu persatu hari di intai
Menyatu butiran piruz yang berserakan
 
Masa Sita masih merenung bulan?
Membilang kejora memintal impian
Menghitung hari purnama jatuh ke riba
Bertahun menginjak dekad
Sita masih terpaku kaku
Mengharap pada yang tiada
Menanti pada yang tiada penghujung
Mencari noktah penantian
 
Kau masih bermimpikah Sita?
Mentari sudah menggalah
Berkali ombak menyapa pantai
Kau tau kan ombak tidak selalu biru
Walau kiambang tak bertaut lagi
Usah percaya pada kilau fatamorgana



Lihat saja di tegak berdirimu
Kau masih ada aku...
Biarpun semalam luka memedihkan
Tetap tanpa semalam
Kau tak mungkin ada hari ini
Biar ku pimpin kau mengharung lara
Kuatkan gengamanmu
Kita bangkit menuju firdausi
Telan semua deritamu
Semadikan duka di noktah fana
 
Manjasari
Oktober 2020


Sajak ini merupakan sajak seorang rakan sekuliah semasa di UITM 1989-1984 yang menggunakan nama pena MANJASARI